Selasa, 06 Juni 2017

PENGHUNI LAWAS KOSAN JAWA 7 NO XX

Kalau yang kemaren adalah cerita tentang suara orang ngorok di kosan terakhirku,kali ini ada lagi cerita yang tak kalah cincay yaitu tentang suka duka kosanku yang paling sejati dan juga pengalaman horor di kosan ke-duaku yang terletak di Jalan Jawa 7 No. 7x. Kos-kosan yang masih belum lama dibangun ini sebenarnya sangat nyaman, menurutku malah kosan inilah yang paling nyaman dari kosan-kosan lain yang pernah aku tinggali. Lokasinya hanya beberapa langkah dengan tempat laundry, warung sayur dan bahan makanan, warung nasi, dan mushola. Hanya berjalan kaki kurang lebih 5 menit kamu akan sampai ke perpustakaan universitas dan juga UPTTI.
Sebelum pindah ke kosan ini aku ngontrak di rumah penduduk yang juga di jawa 7, tapi karena tidak nyaman aku dan teman-teman memutuskan untuk cari kosan baru. Waktu itu kalau tidak salah aku masih kuliah di semester ketiga, bersama empat sahabatku yang senasip kami hunting kosan dengan berjalan kaki berkilo-kilo karena pada zaman itu tidak ada satupun dari kami yang punya kendaraan. Saking nggak mau pisah kami harus cari kosan yang kosong 5 kamar dan nggak ketemu-ketemu sampai akhirnya ada kabar bagus dari bapak pemilih laundry jawa 7 kalau di dekat rumahnya ada kosan yang barusaja dibangun, kabar gembira itu membuat kami berlima segera memastikan ke pemilik kosan. Akhirnya kami berlima resmi terbebas dari kosan lama kami yang ah sudahlah...
Kosanku ini sangat menyenangkan, bersama mereka berempat semangatku belajar bertambah drastis, IPK juga naik secara signifikan hehehe.... (Kangen kalian Bita, Vita, Zuril, Yasmen, tambah lagi Karina, Umi, Desi!). Aku kerasan banget di sini sumpah (ya..walaupun pak kosnya sedikit genit sih tapi bodo amat), hingga... suatu hari aku mengalami kejadian yang tidak menyenangkan. Teman-temanku yang lain juga menyusul mengalami hal aneh setelah itu.
Pada suatu hari yang sangat biasa seperti hari-hari biasanya. Waktu itu sebenarnya masih jam 9 malam kalau nggak salah, tapi aku ngantuk banget dan aku ketiduran dengan kondisi jendela yang tirainya masih terbuka. Jadi ya kelihatan deh dari dalam kamarku siapa aja yang lewat lorong di sepanjang deretan kamar. Aku orangnya terbiasa mager di kamar dengan kondisi lampu mati hahaha, jadi ya jelas sekali siapa saja yang akan lewat di depan jendela. Dalam kondisiku yang masih setengah tertidur aku masih mendengar suara Bita dan teman-temannya yang menginap tertawa ngakak dari kamarnya, saat itu jugalah aku merasakan kalau tubuhku tidak bisa digerakkan. Aku sadar kalau aku sedang ketindihan. Aku mencoba berteriak meskipun tidak ada sedikitpun suara yang keluar. Aku mencoba membuka mataku yang masih bisa kugerakkan, tapi saat aku buka mataku, aku malah melihat sosok wanita tua lewat di lorong depan kamarku. Dari sosoknya aku berasumsi kalau dia menyerupai wewe gombel. Rambutnya acak-acakan berwarna putih perak menjulur sampai ke lantai, dagunya lancip mirip Pipiyot (tokoh penyihir di salah satu komik Majalah Bobo) . Tangannya panjaaaaaang sekali dan dia memposisikan tangannya mengarah ke belakang seperti menyeretnya, mungkin kalau orangnya sudah berjalan lebih dari 5 meter tangannya itu masih kelihatan. Dengan nafas yang berat ini aku menyaksikan lagi ada sosok pocong di belakangnya dan beberapa asap-asap kecil yang melengkapi pemandangan horor ini. Telingaku yang masih sadar juga mendengar suara gamelan jawa saat makhluk-makhluk itu lewat, ya... suara gamelan campur suara ngakak Bita CS dari kamar sebelah...sialan tuh mereka. Akhirnya dengan jantung tak karuan aku bisa bangun dan langsung lari ke kamarnya Bita. Aku langsung nyerocos mencertikan apa saja yang baru kualami tapi tidak ada satupun yang percaya (mungkin mereka menyangkal karena takut ahahah..). Akhirnya malam itu aku  tidak berani tidur di kamarku.

HANTU DI KOSAN

Malam itu aku terbangun dan nggak bisa tidur lagi, niatnya mau nonton drama korea tapi males karena lagi sampai di episode yang bikin males. Akhirnya dengan diiringi suara jangkrik dan diselimuti hawa yang dingin muncul ingatan tentang cerita lawas di bekas kosanku dulu. Selama aku kuliah di Kota Jember aku aku ngekos di Jalan Kalimantan no xx dari semester 6 sampai lulus. Aku cukup nyaman tinggal di sana walaupun kosanku ini cukup pantas disebut kosan suram. Aku dan dua temanku pindah kosan dari kosan lamaku yang di jawa 7 karena pak kosnya terlalu ‘gaul’ dan semakin hari suasana kos juga agak horor. Kosanku yang di Jalan Kalimantan ini terkesan singlu karena ibu kosku tidak memberi lampu di lorong masuk dan tangga kosan. Di samping kosku ada sebuah tower operator mini yang lampunya juga rusak sehingga kondisinya tak kalah gelap. Kamarku terletak di kopel sebelah selatan yang letaknya dekat dengan posisi tower sehingga gelapnya area tower dapat terlihat jelas dari samping pintu kamarku.
Saat itu sekitar pukul 02.00 dini hari  aku yang sedang semangat-semangatnya mengerjakan skripsi sedang terjaga sendiri, semua temanku sudah plesiran ke alam bawah sadarnya masing-masing. Yang menemaniku hanyalah chat dari teman-temanku di seberang sana yang juga masih terjaga. Saat otakku buntu mau ngetik apa di laptop, aku pun menyandarkan kepalaku pada dipan yang berada di belakangku. Jadi saat itu posisiku menghadap ke selatan dan di belakangku adalah dipan. Ketika asyik-asyiknya dengan hape, aku dikagetkan dengan hapeku yang nge-restart sendiri secara tiba-tiba, padahal aku tidak menekan apapun. Aku hanya terperangah dan menunggunya hidup kembali. Mungkin softwarenya eror, begitu pikirku.
Setelah beberapa saat aku pun melanjutkan untuk mengetik, lalu di tengah-tengah waktuku untuk mengetik ada suara orang mengorok di belakangku. (Njiirrr aku merinding waktu ngetik bagian yang ini, jadi langsung kabur dari kamarku dan pindah ke ruang lain yang lebih terang dan luas wkwkwk). Suaranya sangat jelas seperti suara manusia yang tidur mengorok di atas kasurku, dengan keberanian yang kukumpulkan aku langsung menoleh ke belakang dengan kencang. Suara itu langsung hilang begitu saja dan tidak ada apapun di situ. Aku langsung laporan dengan teman-temanku melalu chat kalau aku baru saja diganggu oleh makhluk astral, namun keusilan makhluk itu  tidak berhenti sampai di situ. Lagi-lagi di tengah kerusuhan centang-centung hapeku, kali ini laptopku mati sendiri lalu hidup sendiri. Aku tidak bisa menyebutnya ngerestart sendiri karena jarak waktu antara mati dan nyalanya lumayan lama. Antara jengkel dan takut akupun memeriksa kondisi data yang kukerjakan tadi dan syukurlah masih tersimpan. Malam itu aku mematikan laptopku lalu tidur dengan kondisi lampu kamar menyala dengan perasaan gamang dan banyak-banyak baca ayat  kursi.