Kalau yang kemaren adalah cerita
tentang suara orang ngorok di kosan terakhirku,kali ini ada lagi cerita yang
tak kalah cincay yaitu tentang suka duka kosanku yang paling sejati dan juga
pengalaman horor di kosan ke-duaku yang terletak di Jalan Jawa 7 No. 7x.
Kos-kosan yang masih belum lama dibangun ini sebenarnya sangat nyaman,
menurutku malah kosan inilah yang paling nyaman dari kosan-kosan lain yang
pernah aku tinggali. Lokasinya hanya beberapa langkah dengan tempat laundry, warung
sayur dan bahan makanan, warung nasi, dan mushola. Hanya berjalan kaki kurang
lebih 5 menit kamu akan sampai ke perpustakaan universitas dan juga UPTTI.
Sebelum pindah ke kosan ini aku
ngontrak di rumah penduduk yang juga di jawa 7, tapi karena tidak nyaman aku
dan teman-teman memutuskan untuk cari kosan baru. Waktu itu kalau tidak salah
aku masih kuliah di semester ketiga, bersama empat sahabatku yang senasip kami hunting kosan dengan berjalan kaki
berkilo-kilo karena pada zaman itu tidak ada satupun dari kami yang punya
kendaraan. Saking nggak mau pisah kami harus cari kosan yang kosong 5 kamar dan
nggak ketemu-ketemu sampai akhirnya ada kabar bagus dari bapak pemilih laundry
jawa 7 kalau di dekat rumahnya ada kosan yang barusaja dibangun, kabar gembira
itu membuat kami berlima segera memastikan ke pemilik kosan. Akhirnya kami
berlima resmi terbebas dari kosan lama kami yang ah sudahlah...
Kosanku ini sangat menyenangkan,
bersama mereka berempat semangatku belajar bertambah drastis, IPK juga naik
secara signifikan hehehe.... (Kangen
kalian Bita, Vita, Zuril, Yasmen, tambah lagi Karina, Umi, Desi!). Aku
kerasan banget di sini sumpah (ya..walaupun
pak kosnya sedikit genit sih tapi bodo amat), hingga... suatu hari aku
mengalami kejadian yang tidak menyenangkan. Teman-temanku yang lain juga
menyusul mengalami hal aneh setelah itu.
Pada suatu hari yang sangat biasa seperti hari-hari biasanya. Waktu itu
sebenarnya masih jam 9 malam kalau nggak salah, tapi aku ngantuk banget dan aku
ketiduran dengan kondisi jendela yang tirainya masih terbuka. Jadi ya kelihatan
deh dari dalam kamarku siapa aja yang lewat lorong di sepanjang deretan kamar.
Aku orangnya terbiasa mager di kamar dengan kondisi lampu mati hahaha, jadi ya
jelas sekali siapa saja yang akan lewat di depan jendela. Dalam kondisiku yang
masih setengah tertidur aku masih mendengar suara Bita dan teman-temannya yang
menginap tertawa ngakak dari kamarnya, saat itu jugalah aku merasakan kalau
tubuhku tidak bisa digerakkan. Aku sadar kalau aku sedang ketindihan. Aku
mencoba berteriak meskipun tidak ada sedikitpun suara yang keluar. Aku mencoba
membuka mataku yang masih bisa kugerakkan, tapi saat aku buka mataku, aku malah
melihat sosok wanita tua lewat di lorong depan kamarku. Dari sosoknya aku
berasumsi kalau dia menyerupai wewe gombel. Rambutnya acak-acakan berwarna
putih perak menjulur sampai ke lantai, dagunya lancip mirip Pipiyot (tokoh penyihir di salah satu komik Majalah
Bobo) . Tangannya panjaaaaaang sekali dan dia memposisikan tangannya
mengarah ke belakang seperti menyeretnya, mungkin kalau orangnya sudah berjalan
lebih dari 5 meter tangannya itu masih kelihatan. Dengan nafas yang berat ini
aku menyaksikan lagi ada sosok pocong di belakangnya dan beberapa asap-asap
kecil yang melengkapi pemandangan horor ini. Telingaku yang masih sadar juga
mendengar suara gamelan jawa saat makhluk-makhluk itu lewat, ya... suara
gamelan campur suara ngakak Bita CS dari kamar sebelah...sialan tuh mereka.
Akhirnya dengan jantung tak karuan aku bisa bangun dan langsung lari ke
kamarnya Bita. Aku langsung nyerocos mencertikan apa saja yang baru kualami
tapi tidak ada satupun yang percaya (mungkin
mereka menyangkal karena takut ahahah..). Akhirnya malam itu aku tidak berani tidur di kamarku.